Istilah Ilmu Perbandingan Agama adalah Istilah ilmu yang
dipakai oleh Mukti Ali dalam berbagai karyanya. Bahkan diteliti lebih dalam
lagi, Konsep Perbandingan Agama ini telah
dijadikan landasan berpikir Mukti Ali dalam mengamati realitas agama.
Kata “Perbandingan” dalam ilmu perbandingan Agama sering
menimbulkan salah faham. Maksud kata itu bukan berarti membanding-bandingkan
agama, sebagaimana yang banyak dibayangkan orang, melainkan mempunyai
pengertian bahwa yang dipelajari adalah berbagai agama atau banyak agama. Maka
ahli-ahli pikir telah terpaksa menilai agama mereka masing-masing dalam
hubungannya dengan agama lain.
Dalam tataran sosial, kata Perbandingan jika disimak,
mengandung unsur kepekaan yang tinggi yang tidak jarang mengandung kecurigaan
bahkan permusuhan membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dapat diartikan untuk menempatkan suatu pihak
lebih unggul dari pihak lain.oleh karena itu perbandingan atau comparative
sering berujung dengan kompetisi. Hal ini mengakibatkan banyak orang enggan
untuk membandingkan hal-hal yang bersifat berharga yang dimilikinya, mereka
khawatir yang dimilikinya itu dinilai lebih buruk dari milik orang lain. jika perbandingan yang dimaksud
adalah untuk menempatkan suatu agama lebih superior dari agama yang lain, maka
sudah dapat dipastikan akan terjadi kericuhan dan bahkan permusuhan. Maksud
perbandingan agama disini bukalah sebuah apologi, sepserti diungkapkan diatas.
Tetapi sebuah bidang ilmu yang mencoba mempelajari unsur-unsur fundamental yang
menjadi landasan setiap agama, dengan maksud untuk melihat persamaan dan
perbedaan unsur-unsur itu, sehingga seseorang bisa memiliki pandangan yang
labih sempurna tentang apa arti pengalaman keagamaan, apa bentuk yang mungkin ada,
dan apa yang mungkin dilakukan oleh manusia. Atas dasar itu Mukti Ali berkata :
“Dewasa ini kita melihat kebelakang, tidak tampak nosrtalgia tertentu, pada saat
dilahirkannya definisi yang begitu pasti. Dewasa ini tidak ada ilmu yang
seperti itu. Bukan sama sekali karena kita meninggalkan cara membandingkan
asal-usul, struktur dan ciri-ciri dari pelbagai agama dunia. Tetapi kita
melakukan itu semua dengan hati-hati, dan kita sama sekali telah berhenti untuk
melibatkan diri dengan superioritas atau inferioritas dari agama-agama atas
ukuran teori evolusi Darwin Spencer.
Begitu pula kata “agama” dalam ilmu perbandingan agama
mengandung pengertian yang universal. Artinya agama-agama tersebut tidak
ditujukan kepada salah satu agama yang diyakini oleh seseorang atau sekelompok
orang, seperti islam dan kristen saja, melainkan semua agama yang ada selama
ini, baik lokal, nasional ataupun multi nasional, yang masih ada dan berkembang
maupun yang pernah ada, atau yang masih ada. Tetapi tidak berkembang yang
dianut oleh manusia primitif maupun yang dianut oleh masyarakat modern.
Perbandingan agama bagi seorang muslim
adalah suatu usaha untuk mengetahui bagaimana Tuhan telah memberi petunjuk
kepada umat manusia dan bagaimana manusia memberi responsi atau tanggapan terhadap
petunjuk itu. Ilmu ini adalah merupakan suatu alat yang konstruktif[1].
Displin Ilmu Perbandigan Agama bukanlah bertugas untuk
mempelajari agama dari sudut teologis atau dari sudut kepercayaan atau
keyakinan, dan bukan pula bertujuan untuk mengadakan penilaian (judgement):
bahwa suatu agama lebih sah dari agama yang lainnya. Ilmu Perbandingan Agama
itu adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari dan mengkaji agama dari sudut
atau pendekatan ilmu pengetahuan (saintifik). Oleh karena itu,
sebagaimana cabang ilmu penegtahuan lainnya, Ilmu Perbandingan Agama merupakan
ilmu pengetahuan yang sudah tersusun serta sistematik menurut kaidah-kaidah
ilmu pengetahuan (logico hypotetico verivicative).
Perbandingan Agama yang dimaksud disini yaitu suatu cabang
ilmu pengetahuan yang beusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu
kepercayaan dalam hubungannya dengan agama lain. Pemahaman ini meliputi
persamaan, juga perbedaan. Dari pemahaman yang sedemikian itu struktur yang
asasi dari pengalaman keagamaan dan pentingnya bagi hidup dan kehidupan orang
itu akan dipelajari dan dinilai[2].
Ilmu Perbandingan Agama akan menguraikan tentang berbagai
cara yang dipergunakan orang untuk mencukupi keperluannya akan agama itu dan berbagai cara yang digunakan untuk
menunaikan keharusan-keharusan sesuai dengan kodratnya manusia. Perbandingan
agama itu sendiri tidak akan menilai akan cara-cara yang dipergunakan itu betul
atau salah.
Dalam memahami ilmu perbandingan agama ada kesulitan yang
disebut “epoche”, yaitu ‘meninggalkan untuk sementara credo yang diyakininya
dan masuk ke dalam credo agama lain yang ingin dipahaminya”, Mukti ali
memberikan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan ini, yaitu dengan “pengalaman
bergaul” atau “ mentransfer” pengalaman kita sendiri dalam meyakini dan
menghayati agama yang kita peluk, ke dalam pemeluk agama lain dengan
pengalamannya beragama.
Ilmu perbandingan agama seringkali disamaartikan dengan
sejarah agama-agama, fenomenologi agama, ilmu agam-agama. Menurut mukti ali
asal muasal ilmu perbandingan agama adalah ilmu agama-agama (science of
religions atau religionswissenchaft). Dan dalam perkembangannya yang awalnya
merupakan salah satu metode dari ilmu agama, akhirnya menjadi ilmu tersendiri.
Menurut Muki Ali, Ilmu Perbandingan Agama ialah salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang berusaha menyelidiki serta memahami aspek atau
sikap keagamaan dari suatu kepercayaan, dalam hubungannya dengan agama-agama
lain meliputi persamaan dan perbedaaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar